Sejara Sepak Bola Dunia

Diposkan oleh Unknown on Friday, June 20, 2014

SEPAK bola terus mendapatkan popularitasnya di dunia pada dekade 1920-an. Ini membuat otoritas sepak bola dunia, FIFA, mulai bermimpi bagaimana menggelar turnamen internasional sepak bola yang punya pengaruh besar.
FIFA yang diketuai Jules Rimet, sempat memasukkan sepak bola di Olimpiade 1924 dan dimenangkan oleh Uruguay. Namun, gemanya masih belum besar. Selain itu muncul konflik siapa yang akan mengatur turnamen itu, FIFA atau Komite Olimpiade Internasional (IOC).
Kompetisi sepak bola internasional pada 1924 itu sebenarnya sukses. Maka, FIFA mencoba membuat turnamen sendiri pada 1928 dengan tuan rumah Hungaria. Namun, tak banyak peminat dan hanya empat tim yang tampil sehingga bisa dikatakan gagal.
Jules Rimet kemudian mengutus Sekretaris Jenderal Federasi Sepak Bola Perancis (FFF), Henri Delauney. Dia pun mulai merancang turnamen besar. Dan, pada 1930 impian itu akhirnya terwujud. Piala Dunia pertama kali itu digelar di Uruguay.
Kenapa Uruguay? Alasannya, karena negara itu juara bertahan cabang sepak bola Olimpiade. Selain itu, pada tahun tersebut bertepatan dengan 100 tahun kemerdekaan Uruguay dan negeri itu akan merayakan besar-besaran.
Untuk menggelarnya, Uruguay melakukan persiapan cukup serius. Mereka membangun stadion raksasa di ibukota Montevideo. Stadion Centenario itu kapasitas 95.000 penonton.
Pekerjaan besar ini sempat tertunda karena hujan lebat. Sampai 5 hari sebelum pembukaan pada 13 Juli 1930, pembangunan stadion masih belum rampung benar. Namun, stadion itu akhirnya tetap bisa digunakan untuk gelaran sepak bola terbesar dunia itu.
Sayangnya, banyak negara yang menolak tampil di Piala Dunia pertama tersebut. Alasannya, mereka tak mau membuang waktu di kapal menuju Uruguay. Maklum, saat itu transportasi kapal laut lebih dominan dan pesawat terbang belum banyak.
Tim-tim kuat seperti Italia, Belanda, Inggris, dan Spanyol memilih absen, Akibatnya, hanya ada empat tim dari Eropa yang datang, yakni Perancis, Yugoslavia, Rumania, dan Belgia. Bahkan, kehadiran Rumania pun harus dijemput langsung oleh Raja Carol agar berpartisipasi.
Namun, tim-tim kuat Benua Amerika banyak yang datang, seperti Meksiko, Argentina, Amerika Serikat, Cile, Bolivia, Brasil, dan Paragua. Termasuk tuan rumah Uruguay, Piala Dunia 1930 diiukti 13 tim. Partai Perancis lawan Meksiko Meksiko menjadi pembuka dengan kemenangan Perancis 4-1.
Sebagai informasi, tak ada perempat final di turnamen ini. Juara grup langsung lolos ke semifinal. Meski begitu, Argentina dan Uruguay yang sangat dominan dan tampil menawan. Di semifinal, Argentina menghajar Amerika Serikat 6-1. Uruguay menang dengan skor 6-1 lawan Yugoslavia.
Tanggal 30 Juli 1930 menjadi saat paling bersejarah dalam sepak bola. Final Piala Dunia pertama mempertemukan tuan rumah dengan Argentina di final. Disaksikan 93.000 penonton, pertandingan berlangsung seru dan mengesankan.
Di babak pertama, Uruguay sempat unggul lebih dulu, tapi kemudian Argentina segera mengejar dan unggul 2-1. Sepertinya, Argentina bakal tampil sebagai juara. Namun, di babak kedua tuan rumah tampil garang dan mencetak 3 gol, hingga menang 4-2. Uruguay pun akhirnya tampil sebagai juara Piala Dunia pertama.
Meski Piala Dunia 1930 hanya diikuti 13 tim dan tidak memakai babak kualifikasi, namun ini menjadi tonggak sejarah besar. Awal dari pentas akbar sepak bola dunia yang sangat memengaruhi manusia.

1934 : Vittoria Pozzo Menjawab "Tantangan" Mussolini

Dalam diri Benito Mussolini, Italia memiliki pemimpin yang ingin menggunakan segala cara dan alat untuk menyebarluaskan informasi dan pesan dari negaranya. Jadi, ketika FIFA menyatakan bahwa Piala Dunia 1934 digelar di Italia, hal itu dipandang sebagai sarana propaganda bagi Il Duce dan, sebagai konsekuensinya, Italia harus memenangi ajang itu.
Untungnya, Italia memiliki pelatih visioner dalam diri Vittoria Pozzo. Dikenal sebagai pelatih pertama berpemahaman taktik mumpuni, Il Vecchio Maestro menjawab "tantangan" Mussolini. Ia membawa Italia mencetak rekor sebagai tim Eropa pertama yang menjuarai Piala Dunia, seperti Uruguay, di kandang sendiri.
Kebanggan Uruguay sebagai tuan rumah dan Piala Dunia pertama tak bisa digantikan. Namun, Italia juga layak berbangga diri menjuarai Piala Dunia edisi kedua, mengingat Piala Dunia 1934 diikuti lebih banyak peserta dan digelar di lebih banyak kota.
Piala DUnia 1930 Uruguay diikuti 13 peserta dan semua pertandingan berlangsung di Montevideo. Piala Dunia pertama dinilai sukses sehingga semakin banyak negara yang ingin tampil di Piala Dunia 1934 Italia. FIFA pun memperkenalkan babak kualifikasi untuk menyaring 32 tim menjadi 16 tim.
Uniknya, Uruguay sama sekali tak masuk daftar peserta Piala Dunia 1934. Mereka menolak mengikuti ajang itu sebagai "balas dendam" karena Italia tak tampil di Piala Dunia 1930. Uruguay pun mencetak sejarah sebagai satu-satunya juara bertahan yang tak tampil untuk mempertahankan gelar juaranya.
Piala Dunia 1934 diawali dengan babak penyisihan yang terdiri dari delapan pertandingan. Setiap pertandingan digelar di kota berbeda. Kota yang menjadi kota penyelenggara adalah Bologna, TUrin, Florence, Genoa, Naples, Milan, Roma, dan Trieste.
Italia memulai perjalanan mereka menuju juara dengan mengalahkan Amerika Serikat 7-1 di Roma, pada 27 Mei 1934. Mereka kemudian bertemu Spanyol di babak perempat final.
Italia berhasil menyingkirkan Spanyol pada pertandingan ulang perempat final dengan skor 1-0, di Florence, 1 Juni 1934. Pertandingan ulang digelar setelah Italia dan Spanyol bermain 1-1 hingga akhir babak tambahan, pada laga perempat final di Florence, 31 Mei 1934. Inilah kali pertama peraturan tanding ulang diperkenalkan.
Di babak semifinal, Italia bertemu Austria. Mereka menang 1-0 atas Austria berkat gol Enrique Guaita pada menit ke-19 dan dengan begitu meraih tiket masuk final.
Ceko menjadi lawan Italia di babak final. Italia mengunci gelar juara setelah menang 2-1 melalui babak tambahan. Sementara gol Ceko dicetak Antonin Puc pada menit ke-71, gol Italia dicetak Raimundo Orsi (81) dan Angelo Schiavito (95).
Rekor Piala Dunia 1934
Sepatu Emas: Oldrich Nejedly (Ceko, 5 gol).
Total gol tercipta: 70 gol. Italia menjadi tim terbanyak mencetak gol dengan 12 gol.
Format: Sistem gugur dan tanding ulang untuk pertandingan yang berakhir imbang Jumlah pertandingan 17.
Trivia:
Luis Monti yang tampil untuk Argentina pada Piala Dunia 1930 membela Italia pada Piala Dunia 1934.
Pemain Italia Luigi Allemandi diskors seumur hidup karena menerima suap, tetapi sanksi itu dicabut sehingga Allemandi bisa membela Italia di putaran final Piala Dunia 1934.
Pertandingan ulang babak perempat final antara Italia dan Spanyol digelar kurang dari 24 jam setelag laga pertama.

1938: Indonesia Unjuk Gigi

SEPAK bola Indonesia tak perlu berkecil hati. Negeri ini ternyata pernah tampil di Piala Dunia pada 1938 di Perancis.
Namun, saat itu Indonesia yang masih dalam jajahan Belanda, memakai nama Hindia Belanda. Di babak kualifikasi, Indonesia bertemu Jepang. Namun, "Negeri Matahari" mengundurkan diri, sehingga Indonesia langsung ke putaran final.
Saat itu, sepak bola Indonesia cukup bagus untuk ukuran Asia. Mereka datang ke Perancis mengandalkan pemain seperti Mo Heng, Hu Kom, Samuels, Nawir, Meng, Anwar, Hong Dijen, Soedarmadji, Sommers, Pattiwael, Taihuttu.
Pengalaman internasional pertama terjadi pada 5 Juni di Stadion Velodrome Municipal, Reims. Indonesia langsung bertemu tim kuat Hungaria di putaran pertama. Kualifas dan pengalaman menjadi pembeda. Indonesia dibantai Hungaria 0-6. Meski hanya lewat, namun Indonesia membuat sejarah, minimal pernah tampil di Piala Dunia.
Ini Piala Dunia yang masih diliputi nuansa politik menjelang Perang Dunia II. Pennguasa Jerman, Adolf Hitler, sebenarnya ingin negerinya menjadi tuan rumah. Dia akan menggunakan ajang ini sebagai propaganda, menyaingi Benito Mussolini yang memanfaatkan Piala Dunia 1934 di Italia.
Argentina juga mengajukan diri sebagai tuan rumah. Namun, setelah rapat panjang, Argentina ditolak karena kekhawatiran terhadap persiapan mereka. Lagi pula, FIFA trauma akan banyuak tim Eropa absen seperti saat di Uruguay.
FIFA berusa menghindari wilayah politis. Akhirnya, diputuskan Perancis sebagai tuan rumah, karena dianggap netral. Selain itu, Perancis pantas mendapat kehormatan, karena jasa Jules Rimet dan Henri Delaunay, tokoh Perancis yang membidani Piala Dunia.
Sebanyak 37 tim mengikuti kualifikasi, tapi sebagian mengundurkan diri. Putaran final yang diikuti 18 tim, kembali menggunakan sistem gugur seperti Piala Dunia 1934. Italia sebagai juara bertahan, masih superior dan akhirnya kembali juara.

1950: Kebangkitan dari Perang

PERANG Dunia II menghancurkan banyak segi kehidupan, termasuk sepak bola. Pesta sepak bola sejagad, Piala Dunia, yang dirintis sejak 1930 pun jadi terhenti. Terakhir digelar pada 1938, setelah itu perang berkecamuk di mana-mana.
Selepas Perang Dunia II, FIFA ingin membangkitkan kembali Piala Dunia. Rencana semula dalam Kongres FIFA Luksemburg pada Juli 1946, Piala Dunia akan digelar digelar lagi pada 1949. Tak ada yang berani menjadi tuan rumah, karena perang telah menghabiskan banyak biaya dan tenaga.
Brasil kemudian mengajukan diri, karena negerinya tak terlibat perang. Negeri ini pun menjadi satu-satunya calon tuan rumah dan akhirnya dikukuhkan pada kongres FIFA tersebut. Namun, waktunya bukan 1949, melainkan 1950.
Semua orang setuju Piala Dunia digelar di Amerika Latin, karena Eropa hancur lebur oleh perang. Selain itu, dua Piala Dunia sebelumnya selalu digelar di Eropa.
Piala Dunia 1950 itu amat penting artinya. Selain membangkitkan kembali Piala Dunia setelah perang, juga akan diperkenalkan trofi baru, yakni Jules Rimet. Trofi itu juga untuk merayakan 25 tahun kepemimpinan Jules Rimet di FIFA.
Selain itu, untuk pertama kalinya, Inggris yang dikenal punya sepak bola bagus, ikut serta. Sebanyak 13 tim tampil di putaran final. Dari Eropa, tim yang tampil adalah Swis, Yugoslavia, Inggris, Spanyol, Swedia, dan Italia. Selebihnya tim dari Benua Amerika. Tak ada wakil dari Asia atau Afrika.
Piala Dunia ini juga diawali babak kualifikasi yang diikuti 34 tim, tapi akhirnya tersaring 13 tim. Di putaran final, 13 tim dibagi ke dalam empat grup. Juara grup akan tampil di Pool Final yang saat itu terdiri dari uruguay, Brasil, Swedia, dan Spanyol.
Di pool final itu, mereka saling bertemu. Dua tim teratas akan bertemu di final. Barsil menduduki urutan pertama dan Uruguay kedua, sehingga mereka tampil di final. Namun, Uruguay akhirnya menang 2-1 dan juara untuk kedua kalinya.
Piala Dunia 1950 ini menjadi tonggak penting, karena setelah itu gelaran yang sama bisa diselenggarakan secara rutin secara empat tahunan hingga kini.

1954: Pembalasan Jerman Barat

SWISS mendapat kehormatan sebagai tempat penyelenggaraan Piala Dunia kelima, dan ajang ini juga menjadi puncak ulang tahun ke-50 markas FIFA yang berada di Zurich. Negera ini telah mendapat jaminan turnamen sepak bola antar-negara tersebut usai kongres perang dunia pertama 1946, dan mereka telah menghabiskan waktu selama delapan tahun untuk membangun stadion baru sebagai tempat pertandingan.
Sebenarnya, stadion-stadionnya kecil dengan daya tampung yang kecil pula. Tetapi Swiss mampu meraup keuntungan finansial yang besar, karena mereka pandai memanfaatkan bisnis turnamen ini yang pastinya sangat menarik minat seluruh pemirsa pecinta sepak bola di seluruh dunia. Dan, di Swiss inilah untuk pertama kalinya pertandingan ditayangkan televisi meskipun masih dalam lingkup terbatas.
Pada Piala Dunia Swiss ini, presiden FIFA Rodolphe Seeldrayers kembali membuat perubahan pada format turnamen. Pria asal Belgia tersebut mengusulkan agar 16 tim yang tampil dibagi dalam empat grup yang masing-masingnya dihuni dua tim unggulan yang tidak perlu harus saling bertarung di fase grup ini. Dan, di babak ini juga diperkenalkan sistem perpanjangan waktu jika skor pertandingan tetap imbang.
Di Piala Dunia ini, yang untuk pertama kalinya terselenggara di Eropa setelah Perang Dunia II, Hungaria menjadi kekuatan baru yang sangat diperhitungkan. Pasalnya, tim Eropa Timur ini bermain paling agresif dan menjadi pencetak gol tersubur, yang belum terjadi di Piala Dunia-Piala Dunia sebelumnya.
Lihat saja perjalanannya menuju babak final. Mereka tampil sangat beringas untuk menggasak Jerman Barat 8-3, selanjutnya membantai Korea Selatan 9-0. Tak heran jika Hungaria menjadi favorit juara. Di sini pula lahir beberapa bintang top seperti Puskas, Kocsis (menjadi top skor), Hidegkuti dan Czibor.
Tim lain yang juga menjadi favorit adalah Uruguay karena mereka masih tidak terkalahkan selama babak penyisihan grup. Ini merupakan prestasi terbaik sepanjang sejarah Piala Dunia. Negara Amerika Selatan ini lolos ke perempat final setelah mengalahkan Cekoslovakia dan Skotlandia.
Di babak delapan besar, terjadi sebuah rekor baru untuk Piala Dunia ketika Austria bertemu Swiss. Pasalnya tercipta 12 gol, di mana Austria menjadi pemenang dengan skor 7-5. Sampai sekarang, skor tertinggi di fase knock-out ini belum terpecahkan.
Sedangkan di partai lain, Uruguay melanjutkan kiprahnya dengan menggulung Inggris 4-2, begitu juga dengan Hungaria yang menggilas Brasil 4-2, dalam duel terbrutal yang pernah terjadi di ajang sepak bola paling bergengsi ini. Pertarungan Hungaria vs Brasil ini disebut juga dengan "The Battle of Berne", karena tiga pemain dikartumerah dan pertarungan berlanjut sampai peluit akhir berbunyi. Sementara itu, Jerman Barat sudah pulih lagi usai disikat Hungaria di babak pertama, dengan mengalahkan Yugoslavia 2-0.
Dari hasil-hasil tersebut, muncullah tim yang lolos ke semifinal di mana dua tim favorit, Uruguay dan Hungaria, harus bertemu untuk memperebutkan tiket ke final. Di partai lain, Jerman Barat bertemu tetangganya, Austria.
Uruguay yang untuk pertama kalinya berpartisipasi pada Piala Dunia yang diselenggarakan di Eropa, memberikan perlawanan gigih. Dan, pertarungan kedua tim ini berlanjut hingga babak perpanjangan waktu dan Hungaria keluar sebagai pemenang dengan skor 4-2. Hasil ini juga mengakhiri rekor Uruguay yang tak terkalahkan sepanjang turnamen ini.
Sementara itu, Jerman Barat terus menunjukkan grafik penampilan yang meningkat. Di babak empat besar ini mereka menggelontor gawang Austria sebanyak enam kali, sedangkan gawangnya hanya kebobolan satu kali. Alhasil, Jerman Barat pun melangkah ke final dengan modal kemenangan 6-1 untuk menciptakan final yang sangat bergengsi.
Rupanya, eforia di babak empat besar ini berlanjut hingga ke final. Tampil dengan semangat berlipat ganda untuk membalas sakit hatinya akibat dipermalukan pada babak penyisihan grup, Jerman Barat menang dengan skor 3-2.
Tetapi perjalanan "Der Panzer" untuk mengukir prestasi ini diwarnai pertandingan yang dramatis. Bagaimana tidak, mereka sempat tertinggal 0-2 dan bayang-bayang kehancuran akibat kekalahan 3-8 mulai terbayang lagi.
Namun, Jerman Barat kembali memperlihatkan mental juaranya. Tim yang terkenal dengan permainan 'terlambat panas' sehingga mendapat julukan "tim Panser" ini mampu membalikkan keadaan dengan mencetak tiga gol balasan, sekaligus memastikan diri untuk pertama kalinya menggondol trofi paling bergengsi ini. Sebuah pembalasan yang manis dan sempurna karena berujung pada gelar juara dunia. Sedangkan di partai perebutan medali perunggu, Austria keluar sebagai pemenang dengan skor 3-1.

Comments
0 Comments

{ 0 komentar... read them below or add one }

Post a Comment